Tiga Mahasiswa Filipina Belajar Bahasa Indonesia di UMK

Siang itu, langit kota Kudus tampak panas. Suasana yang panas tidak menyurutkan semangat tiga mahasiswa asing belajar bahasa Indonesia, di ruang Micro Teaching. Tiga mahasiswa asing itu berasal dari  Filipina. Mereka terdiri dari Satu laki-laki dan dua perempuan. Sebelum pembelajaran mereka menunggu Eko Widianto di depan Kantor Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Eko adalah dosen Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Universitas Muria Kudus.

Setelah menunggu sebentar, Eko kemudian mengajak tiga mahasiswa itu naik ke lantai II gedung L di ruang Micro teaching, Kamis (5/9) sekitar pukul 12.50 WIB. Pembelajaran bahasa Indonesia dimulai pukul 13.00 WIB tepat.

“Siang ini kita akan belajar bahasa Indonesia,” kata Eko Widianto kepada tiga mahasiswa asing. “Yes, siap pak Eko” kata salah seorang mahasiswa, dengan lafal yang belum sempurna. Pembelajan siang itu temanya adalah perkenalan. Eko menggunakan alat peraga.

Tiga mahasiswa tersebut duduk di kursi depan. Dua perempuan terlihat memakai jas dengan baju dalam berwarna putih. Sedangkan seorang laki-laki memakai celana jeans cream, dipadukan dengan baju putih lengan pendek. Mereka tampak senang dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.

Ketiga mahasiswa asing tersebut datang ke UMK melalui program pertukaran mahasiswa yang merupakan bagian dari program dari Southeast Asian Technical and Vocational education and training (SEA TVET). Technical and Vocational Education and Training (TVET) merupakan salah satu dari tujuh bidang prioritas untuk pendidikan di wilayah Asia Tenggara dan SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organisation) mulai tahun 2015 -2035. SEAMEO adalah organisasi yang anggotanya 11 Kementrian Pendidikan di Asia Tenggara. Mereka di UMK mulai tanggal 3 September dan berakhir sampai 27 September 2019.

“Kegiatan utama mahasiswa asing datang ke UMK yaitu magang pendidikan bagi yang kependidikan. Yang nonkependidikan mereka buat proyek sesuai keilmuannya. Kegiatan lainnya mereka akan dikenalkan dengan budaya Kudus dan diajarkan juga bahasa Indonesia.” Tutur Mutohar, ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) Universiatas Muria Kudus, saat ditemui di Kantor PBSI, Kamis siang (5/9).

Ia menambahkan, “Dua mahasiswa akan praktik mengajar di SD Unggulan Muslimat NU Kudus, sedangkankan satunya akan magang membuat proyek bersama mahasiswa sistem informasi Universitas Muria Kudus.” Kata Mutohar.

Eko Widianto sudah terbiasa mengajar bahasa Indonesia untuk orang asing di UMK karena ia merupakan pengajar BIPA Universitas Muria Kudus. Ia pernah mengajar Bahasa Indonesia di Tunisia dan Vietnam. Meskipun mengajar bahasa Indonesia, Eko juga lancar berbicara dengan bahasa Inggris.

 “Sebelumnya, saya pernah mengajar orang Vietnam dan Tunisia. Etos orang asing belajar bahasa Indonesia cukup tinggi. Untuk mahasiswa asing dari Filipina, mereka sangat semangat sekali belajar bahasa Indonesia.” Ungkap pria kelahiran Jepara, 22 Mei 1992 yang beralamat di Jl Tubagus Rt 04 Rw 01 Kerso Kedung Jepara. (Ahs)