UMK- Dalam rangka pemutakhiran kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman dan tuntutan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) menggelar tinjauan kurikulum, pada Sabtu (11/11/2021) di ruang VIP, gedung Rektorat lantai I Unversitas Muria Kudus (UMK).

Kegiatan tinjauan kurikulum Prodi PBSI tersebut menghadirkan Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, MPd. Selaku ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang juga menjadi dosen Prodi PBSI UNS.

“Dalam landasan pengembangan kurikulum,  penyusunan, dan pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi (KPT) hendaknya berdasarkan pada pertimbangan yang kuat secara filosofis, psikologis, konseptual, teoretis, historis, dan yuridis,” tutur pria kelahiran Boyolali, 07 April 1962.

Guru besar bidang Pendidikan Bahasa Indonesia UNS tersebut datang ke kampus Universitas Muria Kudus didampingi istri. Beliau disambut ramah oleh Dr. Irfai Fathurrohman, M.Pd. selaku Kaprodi PBSI dan seluruh dosen PBSI UMK.

“Tujuan dilaksanakan tinjauan kurikulum tersebut yaitu untuk mendukung kualitas Prodi PBSI menuju unggul dan mempersiapkan mahasiswa Prodi PBSI menjadi lulusan yang siap untuk bersaing dalam dunia kependidikan dan berwirausaha,” ungkap Irfai.

Ristiyani, M.Pd. selaku moderator acara, membuka kegiatan tersebut dengan lancar. Setelah itu dilanjutkan kegiatan peninjauan kurikulum. Sarwiji memaparkan pentingnya rekontruksi kurikulum. Selain itu beliau juga meninjau kurikulum PBSI UMK, dengan memberikan banyak masukan dan saran.

Mengenai Kurikulum yang sudah diterapkan diharapkan dalam praktik pembelajaran mahasiswa harus bisa mengembangkan teori  dan Praktik. Dalam hal ini mahasiwa harus bisa menyusun strategi sesuai konsep yang akan dilakukan untuk memberikan hasil yang bermanfaat bagi Prodi dan Fakultas.

“Orang akan mengalami perubahan melalui fasilitas yang dia gunakan namun bukan menjadi esensi tapi juga untuk memberikan hasil yang berguna dan bermanfaat,” jelasnya.

Ia menambahkan, “Dalam dimensi kurikulum juga terdapat tujuan tertentu yaitu mengenai rencana (Curriculum Plan) dan pembelajaran (Actual Curriculum) dan pastikan profil lulusan sesuai dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dan kebijakan harus mengacu pada CPL.”

Kegiatan tinjauan kurikulum tersebut berlangsung dengan lancar. Setelah acara selesai kemudian dilakukan foto bersama dengan semua dosen PBSI beserta Prof. Darsono, M.Si. selaku Rektor Universitas Muria Kudus.

 

 

 

UMK- Ideologi bisa dikatakan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Dalam memahami teks, teks baru mempunyai makna ketika dipandang sebagai situs dan institusi ideologi. Hal ini dimungkinkan karena struktur teks bersifat dinamis. Strukturasi teks merupakan bagian dari strukturasi yang lebih luas, yaitu masyarakat.

Pernyataaan tersebut disampaikan oleh Dr.  Sutji Harijanti, M.Pd.  selaku narasumber Webinar Sastra bertema “Ideologi dalam Teks Novel” yang diselenggaraan oleh Himpunan  Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Universitas Muria Kudus (UMK) bekerjasa sama dengan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI)  secara daring melalui Zoom pada  Rabu (10/11/2021) malam.

Sutji panggilan akrabnya, merupakan dosen Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan juga  aktif sebagai narasumber di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Badan Bahasa.

Acara yang dimoderatori oleh Dr. Irfai Fathurrohman, M.Pd.  terlihat gayeng dan menarik. Selain menjadi moderator beliau juga menjabat sebagai Ketua Prodi PBSI UMK.  

Acara tersebut dihadiri oleh banyak peserta termasuk mahasiswa PBSI UMK. Tak hanya Mahasiswa, Webinar Sastra  juga di hadiri oleh Dr. Moh. Kanzunnudin. M.Pd. selaku Ketua Hiski Komisariat UMK dan beberapa dosen yang terlibat.

 “Kegiatan ini bertujuan untuk memasyarakatkan sastra, bukan berarti masyarakat tidak mengetahuinya namun agar ilmu-ilmu sastra minimal sedikit banyak diketahui sehingga ilmu-ilmu sastra tidak hanya di menara gading atau institusi pendidikan namun masyarakat juga harus mengetahuinya,” jelas Kanzunnudin.

 

UMK- Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) mengadakan sosialisasi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bertempat di ruang seminar gedung J, lantai 5 pada Rabu (10/11) kemarin.

KKL Prodi PBSI rencananya akan dilaksanakan secara Luring ke Bandung, tepatnya ke Prodi PBSI Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. KKL Tersebut rencananya dilaksanakan selama 5 hari mulai Senin (13/12) sampai Jumat (17/12).  Sebelum pelaksanaan KKL dilaksanakan sosialisasi.  Kegiatan sosialisasi  ini diikuti oleh semua mahasiswa PBSI UMK semester 5 dan 7.

 Dengan diadakannya KKL diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keahlian profesi sebagai guru dan tenaga kependidikan yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan kompetensi akademik sehingga menjadi yang terbaik.

“Mahasiswa dapat mengintegrasikan dan mengimplementasikan ilmu yang telah dikuasainya ke dalam praktik Kuliah Kerja Lapangan. Mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman mengenai objek institusi pemerintah atau lembaga pendidikan,” ucap Luthfa Nugraheni, M.Pd. selaku panitia dan juga moderator Sosialisasi KKL.

Kegiatan sosialisasi tersebut membahas tentang rencana KKL yang akan dilaksanakan dengan tujuan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (UPI Bandung). Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pandangan kepada mahasiswa mengenai tempat,  tujuan, fasilitas, konsumsi, penginapan, dan waktu keberangkatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa.

Kemudian dalam kegiatan tersebut juga terdapat sesi diskusi dimana mahasiswa menyampaikan pertanyaan atau pendapat mengenai penjelasan dari pihak Aji Tour (Biro) yang menjadi pemateri.  “Kegiatan sosialisasi ini diharapkan mampu menjadi sarana bagi mahasiswa untuk lebih memahami dan mempersiapkan diri terkait KKL yang akan dilaksanakan,” tutur Lutfa Nugraheni.

KUDUS- Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Vietnam Ibnu Hadi, S.E., M.Ec. menjadi narasumber dalam Kuliah Umum di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI)  Universitas Muria Kudus (UMK) pagi Rabu pagi (3/11/2021) bertempat di ruang Seminar Gedung J Lantai V.

Ibnu Hadi mengisi Kuliah Umum dengan tema “Prospek Pengajar BIPA Program Kerjasama untuk Diplomasi”  yang diikuti oleh seluruh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) UMK Semester 1, 3, dan 5.

 “Dilaksanakannya program BIPA yaitu untuk memanfaatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Negara di wilayah NKRI.” Tutur Ibnu  Hadi yang pernah menjabat Duta Besar RI untuk Vietnam periode Tahun 2016-2020.

“Kegiatan tersebut bertujuan memantik mahasiswa untuk mengembangkan potensi ke-BIPA-an, khususnya memberikan gambaran prospek menjadi seorang pengajar BIPA baik di dalam maupun di luar negeri.” Ungkap Ristiyani, Ketua Unit BIPA UMK, yang juga menjadi moderator dalam acara tersebut.

Para mahasiswa dan beberapa dosen yang terlibat mengikuti kegiatan tersebut dengan antusias mendengarkan materi  dari Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Vietnam Ambassador Ibnu Hadi, S.E., M.Ec  dengan tetap mematuhi protokol  kesehatan. Mahasiswa dan dosen memakai masker dan antartempat duduk peserta diberi jarak  sekitar 1 meter.

Kuliah Umum tersebut selain dihadiri mahasiswa PBSI juga turut hadir Drs. Sucipto, M.Pd., Kons. (Dekan FKIP UMK), Dr. Irfai Fathurrohman, M.Pd. (Ketua Prodi PBSI), Ristiyani, S.Pd., M.Pd. (Ketua Unit BIPA UMK) dan beberapa dosen yang terlibat.

 Setelah acara kuliah umum selesai,  Ibnu Hadi disambut untuk ramah tamah dan diberi kenang-kenangan oleh Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si selaku Rektor UMK dan Dr. Hilal Madjdi, M.Pd. selaku wakil Rektor IV UMK di Gedung Rektorat Lantai III UMK.

KUDUS - Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) Eko Widianto, M.Pd mengajar mahasiswa Hanoi University, Vietnam. Selain itu juga mengajar masyarakat umum Vietnam di pusat pameran kebudayaan di Kedutaan Besar Indonesia di Vietnam.

 

Eko Widianto mengatakan, dirinya mengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dan mengenalkan budaya di Hanoi University. ”Saya mengajar sekitar empat bulan, berakhir 10 desember 2018 ini,” katanya kemarin.

 

Selain mengajar bahasa Indonesia, dia juga mengajar di sebuah pusat pameran kebudayaan yang didesain seperti cafe yang dimiliki KBRI Hanoi, yakni Umah Indo. Khusus di Umah Indo, yang belajar tak hanya mahasiswa, tapi masyarakat umum.

 

Eko Widianto sendiri merupakan pengajar lepas BIPA Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud setelah lolos seleksi pada 2016.  Sehingga bisa bertugas sebagai pengajar Bahasa Indonesia dan budaya di Vietnam. ”Tentu setelah mendapatkan izin dari UMK,” terang pria kelahiran Jepara, 22 Mei 1992 ini.

 

Sebelum mengajar di Vietnam, Januari sampai dengan Mei 2017, dia ditugaskan mengajar BIPA ke Tunisia, Afrika Utara. Karena dinilai baik, akhirnya kembali ditugaskan mengajar di Hanoi University.

 

Dia menambahkan, karakteristik orang Vietnam cukup unik, dalam bahasa Vietnam dikenal intonasi. Sehingga mereka selalu belajar Bahasa Indonesia sesuai dengan intonasi yang dilafalkan oleh pengajarnya.

 

Alhasil, mereka cukup cepat belajar Bahasa Indonesia dengan baik. Selain itu, orang Vietnam memiliki etos belajar yang kuat dan baik. ”Jadi cukup menarik ketika mengajar,” jelas pria yang tinggal di Jl Tubagus Rt 04 Rw 01 Kerso, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.

 

Untuk kelas budaya, kegiatannya antara lain nonton film Indonesia, masak perkedel, kolak dan masakan dan minuman lain khas Indonesia. Selain itu juga bermain permainan tradisional Indonesia seperti dakon dan lainnya. Kegiatan lainnya, melakukan diplomasi program atau promosi program ke beberapa instansi. Lalu mengembangkan bahan ajar BIPA untuk Hanoi University Vietnam.

 

Selanjutnya, belajar Bahasa Vietnam dan mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh Hanoi University dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sana. ”Kegiatan saya cukup padat dan tentunya menambah pengalaman,” ungkapnya.

 

Dia menambahkan, sementara untuk UMK dan Hanoi University, banyak peluang kerjasama yang diambil. Mulai  dari pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, Joint seminar, supporting pembukaan jurusan bahasa Indonesia di Hanoi University, supporting Unit BIPA di UMK, dan sebagainya.

 

Ia berharap Program Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di Vietnam terus berlanjut, makin tahun pemelajar makin banyak. “Selain itu semoga tahun depan BIPA menjadi mata kuliah wajib di Hanoi University, dan semoga tahun-tahun berikutnya Hanoi University Vietnam membuka jurusan bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia makin dikenal di dunia.” Harapnya.  (Ahsin).

“Kebudayaan dikembangkan tidak hanya dari kota-kota besar, tokoh-tokoh besar, namun juga bergerak di daerah-daerah kecil yang memiliki ekosistem dunia literasi seperti Kudus dan Madura”. Tutur Makhfudz Ikhwan dalam Webinar Nasional yang diselenggerakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muria Kudus pada Selasa (9/11/2021).

Webinar yang diselenggarakan daring via Zoom dengan tema “ Eksistensi Sastra dalam Dunia Literasi” tersebut mengundang narasumber Makhfudz Ikhwan. Seorang penulis muda  sekaligus juara pertama sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 dengan judul “Kambing dan Hujan: Sebuah Roman”, dan penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa Kategori Prosa tahun 2017 atas karyanya yang berjudul Dawuk: Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu.

Makhfudz Ikhwan juga menjelaskan masih dalam webinar tersebut bahwa “Seorang penulis bisa membangun persepsi, karena seorang pembaca akan mengikuti persepsi yang dibangun penulis. Penulis adalah gerbang dari apa yang dia tulis”.

Dimoderatori oleh Ahmad Syaifuddin (Runner up Duta Genre Kabupaten Jepara 2021),  mahasiswa PBSI tampak antusias mengikuti webinar tersebut. Webinar diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi PBSI semester 1, 3, 5 dan 7, juga dihadiri oleh Drs. Sucipto, M.Pd., Kons. (Dekan FKIP UMK), Dr. Irfai Fathurrohman, M.Pd. (Ketua Prodi PBSI) dan sebagian dosen PBSI.

Selain membahas sastra dan literasi untuk menambah wawasan mahasiswa, acara juga diselingi penampilan tari kretek dari mahasiswa PBSI sebagai upaya untuk  melestarikan kesenian lokal.

Previous Next

KUDUS – Podcast Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muria Kudus (UMK)  menjadi tujuan studi banding. Baru-baru ini, pusat Pengembangan Bahasa Internasional Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) melakukan studi banding ke Podcast Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muria Kudus (UMK), pada Selasa, (15/12/2020).

Pusat Pengembangan Bahasa Internasional atau bisa disebut Cilad Unissula (Center of International Languange Development Universitas Islam Sultan Agung) tersebut datang ke PBSI UMK berjumlah empat orang. Mereka adalah Mohammad Noor Zuhri, selaku ketua Cilad Unissula, beserta anggotanya yaitu Ahmad Lizamuddin, M. A. Rofiq, dan Nawang Wulan.

“Tujuan kami datang ke PBSI UMK untuk melakukan studi banding melihat Podcast PBSI UMK.” Kata Mohammad Noor Zuhri, di kantor PBSI FKIP Universitas Muria Kudus.

  Dr. Irfai Fathurohman, M.Pd., selaku Ketua Prodi PBSI UMK dan sejumlah dosen PBSI menyambut rombongan Unissula dengan terbuka. Irfai menjelaskan bahwa, Podcast PBSI UMK ada tim khusus.  Yaitu dikelola oleh direktur Podcast PBSI, dibantu 3 mahasiswa yang selalu bertugas.

“Pertama bidang teknisi, ada mahasiswa yang bertugas setting kamera, setting mix, dan setting peralatan podcast. Kemudian ada Bidang Humas, yang dikelola oleh Novi. Ia bertugas sebagai humas sekaligus membuat surat kepada narasumber. Ketiga bidang editing, yaitu dipegang mas Ulin. Tugasnya mengedit video. Setelah melakukan streaming di youtube, kemudian diprivat, lalu diedit misal ditambah instrumen suara dan diunggah lagi dalam keadaan sudah edit.” Tuturnya.

Ia menambahkan bahwa, “Pengelola Podcast selalu bergantian. Dulu direkturnya Pak Eko Widianto, M.Pd., sekarang digantikan oleh bu Luthfa Nugraheni, M.Pd.”

Eko Widianto, M.Pd. selaku direktur Podcast PBSI pertama menjelaskan bahwa, awal mula podcast PBSI UMK berdiri itu dari obrolan santai. Awalnya ada Ngaji PBSI yang live Instagram saat pandemi. Dari situ antusias sangat bagus. “Lalu Ketua Prodi PBSI membuat tantangan yang lebih profesional, kalau PBSI membuat Podcast seperti Dedy Corbuzier bagaimana,” Kata Eko Widianto, menirukan ucapan Irfai.

“Dari situ kemudian, dibuatkan Podcast PBSI. Dulu Video pertama yang dibuat kualitas suara masih kurang. Kita tidak menunggu sempurna, yang penting jalan dulu.  Setelah itu perlengkapan ditambah untuk menunjang proses produksi, sehingga kualitas podcast PBSI perlahan bisa lebih baik.”  Tambah Eko.

Studi banding tersebut, selain diisi tanya jawab juga dilakukan praktik podcast secara langsung. Pak Ahmad Lizamuddin secara dadakan ditunjuk untuk menjadi narasumber podcast. Sedangkan Host diwakili oleh Muhammad Noor Ahsin, selaku dosen PBSI UMK. Praktik dilakukan di studio Podcast PBSI UMK, dengan mengangkat tema, Kisah Inspiratif Seputar Perjalanan Akademik Pak Lizam.

“Kami lihat podcast PBSI UMK sudah berjalan baik. Kami ingin belajar terkait teknik podcast, peralatan yang digunakan, teknik pengambilan video, dan sebagainya. Dengan harapan agar bekal ilmu pengalaman dari sini dapat kami aplikasikan di tempat kami.” Kata Mohammad Noor Zuhri, selaku ketua Cilad Unissula. (Red/MNA)

 

 

 

 

 

KUDUS - Mahasiswa semester IV Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) mengikuti pembekalan Pengenalan Lapangan Persekolahan I (PLP I) pada Selasa, (19/2) bertempat di Ruang Seminar, Gedung Rektorat lantai IV. Mata kuliah PLP merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa FKIP.

Peserta pembekalan PLP diikuti sebanyak 107 mahasiswa yang berasal dari 3 Program Studi, yaitu dari BK, PMAT, dan PBSI. Dengan rincian dari Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) sebanyak 43 mahasiwa, Program Studi Matematika (PMAT) sebanyak 27 mahasiswa, sedangkan dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) sebanyak 37 mahasiswa.

Pelaksanaan PLP I mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) akan dilaksanakan di delapan sekolah mitra, yaitu di SMA 1 Bae, SMA 2 Bae, SMA N 2 Kudus, SMA N 1 Jekulo, SMK PGRI Mejobo, SMK Raden Umar Said, SMP 5 Kudus, dan di SMP 3 Bae.

Dr. Slamet Utomo, M.Pd, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam sambutannya menyatakan bahwa, “Mahasiswa FKIP wajib mengikuti PLP baik PLP I dan PLP II.”

PLP I dimaksudkan untuk membangun landasan jati diri pendidik melalui beberapa bentuk kegiatan di sekolah sebagai berikut.Diantaranya melakukan pengamatan langsung  kultur sekolah. Melakukan pengamatan struktur organisasi dan tata kelola di sekolah. Pengamatan peraturan dan tata tertib sekolah. “Selain itu, mahasiswa dapat mengamati kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di sekolah (misalnya: upacara bendera, rapat briefing). Pengamatan    kegiatan-kegiatan    rutin    berupa    kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuluer, dan melakukan pengamatan praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di sekolah.” Kata Dr. Sri Surachmi, M.Pd., selaku Wakil Dekan I FKIP UMK saat memberikan pembekalan PLP I.

Beliau juga menekankan agar mahasiswa dapat menjaga etika saat melakukan PLP I dengan menaati peraturan sekolah, disiplin, dan bersikap ramah terhadap pihak sekolah. “Mahasiswa yang melakukan PLP I, wajib menaati tata tertib PLP I antara lain menjaga dan menunjung tinggi nama baik Universitas Muria Kudus. Menaati peraturan-peraturan lain yang berlaku di sekolah tempat PLP, bersikap ramah, dan sebagainya.” Tambahnya. (Ahsin)

 

Subcategories

Page 6 of 9